BONE, KLIKWARTA.ID — Suasana penuh semangat mewarnai pelaksanaan Jambore BerAmal Penyuluh dan Petani se-Kabupaten Bone Tahun 2025.
Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) menggelar kegiatan Jambore BerAmal Penyuluh dan Petani selama dua hari, pada Sabtu-Minggu, 1-2 November yang berlangsung di Lapangan Taretta, Kelurahan Mampotu, Kecamatan Amali.
Adapun tema yang diusung ini “Via Jambore Kita Serukan Gerakan Tani BerAmal Dalam Mencapai Swasembada Pangan".
Kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, penyuluh, dan petani dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern, sesuai visi pemerintahan BerAmal (Bersama Andi Asman-Andi Akmal). Selain itu, sebagai wadah refleksi bersama para penggerak sektor pangan, serta ajang berbagi pengalaman.
Dalam kesempatan tersebut, acara ini diikuti ratusan peserta dibuka langsung oleh Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., dengan didampingi Wakil Bupati Bone Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, S.P., M.Si.
Turut hadir pula sejumlah anggota DPRD Bone, yakni Hj. Adriani, Mulham, Rismono Sarlim, A. Muh. Idris Rahman, Andi Adhar, B.A. Halim, Farel, dan Seheruddin.
Peserta jambore terdiri atas para penyuluh pertanian, staf dinas, serta perwakilan kelompok tani dari 27 kecamatan di Kabupaten Bone.
Kegiatan Jambore Pertanian diawali dengan Carnaval diikuti BPP Pertanian 27 Kecamatan.
Plt. Kepala Dinas TPHP Bone, H. Nurdin, S.P., M.P., mengungkapkan bahwa jambore ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan wadah mempererat silaturahmi dan memperkuat komitmen bersama dalam mendukung program ketahanan pangan daerah.
“Melalui jambore ini, kita ingin menghadirkan ruang bagi penyuluh dan petani untuk berbagi pengalaman, mengembangkan inovasi, serta memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Bone,” ungkapnya dalam keterangannya.
Sementara itu, Bupati Bone Andi Asman Sulaiman menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi Bone dan menjadi kunci dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Petani adalah pahlawan pangan. Kita wajib memberikan penghormatan dan dukungan penuh kepada mereka. Apalagi Bone kini termasuk lima besar daerah penghasil pertanian terbesar di Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Andi Asman seraya menambahkan, Kabupaten Bone selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung pangan Sulawesi Selatan. Kecamatan Amali, misalnya, menjadi daerah pemasok jagung terbesar dengan produksi mencapai 7.000 ton. Sektor jagung menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat sekaligus penopang utama pertanaman di Bone.
“Ini menjadi bahan evaluasi program pertanian yang harus kita jaga bersama. Sumber pendapatan dasar kita ada di pertanian, peternakan, dan perikanan,” jelasnya saat membuka kegiatan tersebut.
Kata Bupati, Jambore BerAmal bukan sekadar pertemuan rutin, tetapi momentum untuk saling belajar berbagi pengalaman, dan memperkuat ikatan emosional antarpetani serta penyuluh.
Mantan Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi menjaga produktivitas pertanian di Bone agar semakin berdaya saing.
“Kegiatan ini bukan hanya silaturahmi, tetapi juga ruang bertukar pikiran, membahas kendala di lapangan, cara menghadapi hama, dan bagaimana meningkatkan produktivitas petani. Harapan kita, Jambore BerAmal ini melahirkan kekuatan baru petani dan penyuluh yang saling mendukung dan satu visi dalam mendorong ketahanan pangan Bone,” ungkapnya lagi.
Ia juga menyoroti capaian positif sektor pertanian Bone yang kini menempati posisi kelima tertinggi secara nasional. Menurutnya, program IP300 (Intensifikasi Pertanaman Padi tiga kali setahun) di atas lahan irigasi seluas 40.000 hektare terus digenjot melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
Tujuannya jelas Bone menargetkan masuk tiga besar daerah pertanian terbaik di Indonesia, bahkan menembus peringkat pertama nasional.
Lebih jauh, hasil pertanian Bone kini juga diminta jadi pemasok ke berbagai daerah lain seperti Tojo Una-Una, Nusa Tenggara Barat, Pulau Sebatik, dan sejumlah wilayah lain yang siap menerima distribusi pangan dari Bone. Hal ini membuktikan bahwa Bone tidak hanya menjadi lumbung pangan lokal, tetapi juga kontributor besar bagi ketahanan pangan nasional.
“Kita ingin pertanian Kabupaten Bone berbasis teknologi dan modern. Penguatan produktivitas harus terus dilakukan. Dengan kebersamaan, kita mampu wujudkan Bone sebagai daerah swasembada pangan yang tangguh,” jelasnya.
Jambore BerAmal tahun ini bukan hanya perayaan keberhasilan, tetapi juga pengingat bahwa kemandirian pangan tidak lahir dari kerja individu. Ia tumbuh dari semangat kolektif petani, penyuluh, dan pemerintah yang saling menopang demi kemajuan pertanian Bone dari Bone untuk Indonesia. (*/rls)


